Lir-ilir… lir-ilr…
Tandure wong sumilir…
Tak ijo royo-royo….
Teringat lagu di atas, teringat pula kehidupan petani desa yang bersahaja dengan caping khasnya berjalan dengan riang menuju sawah nan hijau. Suasana itu pula yang dirasakan siswa-siswi kelas 5 dalam program gardening tahun ini. Yang lebih heboh lagi adalah tanaman yang ditanam oleh anak kelas 5 adalah tanaman yang merupakan makanan pokok rakyat Indonesia,
yaitu padi. Jika di desa, lahan yang dibutuhkan untuk menanam padi haruslah luas, bahkan sampai berhektar-hektar, namun di Al Hikmah dengan lahan yang terbatas anak-anak menanam padi di pot yang dibagi sesuai jumlah kelompok. “Ini adalah tantangan dan pengalaman tersendiri bagi kami dan anak-anak, bagaimana bisa memanfaatkan lahan yang terbatas menjadi pembelajaran yang berkesan bagi anak-anak” terang Ust. Taufiqurrahman, penanggung jawab program gardening kelas 5.
Sebelum proses bercocok tanam dilaksanakan, pengetahuan tentang tata cara menanam atau tandur, proses pemeliharaan, dan hal-hal lain tentang perpadian dipelajari di pelajaran IPA. Dari sini diharapkan anak-anak langsung bisa mempraktekkan proses pembibitan, penanaman, dan seterusnya.
Saat proses penanaman ada siswa yang nyeletuk “kenapa proses penanaman disebut dengan istilah tandur”, Sang Ustad menjawab, “karena tandur adalah bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia artinya tanam, tandur dapat juga diartikan tanam mundur, karena kalau di pedesaan para petani menanamnya sambil berjalan mundur.”mendengar jawaban itu siswa lain menyela, “ berarti kalau kita namanya tamping, artinya tanam dari samping, karena kita kan menanamnay dari samping pot”, kontan saja jawaban itu membuat suasana jadi gerrr. Selain itu, banyak siswa yang waktu menanam masih takut dan jijik menyentuh tanah lumpur, padahal lumpurnya hanya satu pot. Tetapi secara umum proses kegiatan ini berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Tinggal kita tunggu hasilnya apakah tamping anak Al Hikmah bisa mengungguli tandur petani di desa. (bee)
Selengkapnya......
Sebelum proses bercocok tanam dilaksanakan, pengetahuan tentang tata cara menanam atau tandur, proses pemeliharaan, dan hal-hal lain tentang perpadian dipelajari di pelajaran IPA. Dari sini diharapkan anak-anak langsung bisa mempraktekkan proses pembibitan, penanaman, dan seterusnya.
Saat proses penanaman ada siswa yang nyeletuk “kenapa proses penanaman disebut dengan istilah tandur”, Sang Ustad menjawab, “karena tandur adalah bahasa Jawa, dalam bahasa Indonesia artinya tanam, tandur dapat juga diartikan tanam mundur, karena kalau di pedesaan para petani menanamnya sambil berjalan mundur.”mendengar jawaban itu siswa lain menyela, “ berarti kalau kita namanya tamping, artinya tanam dari samping, karena kita kan menanamnay dari samping pot”, kontan saja jawaban itu membuat suasana jadi gerrr. Selain itu, banyak siswa yang waktu menanam masih takut dan jijik menyentuh tanah lumpur, padahal lumpurnya hanya satu pot. Tetapi secara umum proses kegiatan ini berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Tinggal kita tunggu hasilnya apakah tamping anak Al Hikmah bisa mengungguli tandur petani di desa. (bee)